Kamis, 05 April 2012

This is My Story, Just Story :D

Namaku Biondi Abimanyu, Lahir di Muara Badak tanggal 26-02-1990 dengan bantuan dukun setempat. Aku hidup dari keluarga sederhana di sebuah kampung kecil yang kami sebut Kp. Baru. Aku gak tau kenapa orang tuaku memberiku nama aneh seperti itu, tapi aku mulai menyukainya saat umurku 16 atau juga mungkin saat aku kelas 6 SD, karena banyak orang yang memanggilku dengan nama aneh yang berbeda-beda. Yah, walaupun terdengar seperti mengejek, tapi aku bener-bener menyukainya.

Dulu mamaku seorang pencuci baju keliling, dan usiaku 8. Aku gak ingin tinggal di rumah untuk disiksa om om ku, misalnya om che, om ma atau om siapa aja yang ada dirumah nenek, jadi aku selalu ikut bersamanya. Pasti aku anak yang paling merepotkannya untuk tahun-tahun yang berat itu karena pada saat itu aku masih anak tunggal, sementara haqen dan yogi masih dalam skenario, dan bapaku tetap sebagai pemegang gelar pengangguran terlama selama 5 tahun lebih di kampung kami, aku yakin orang tua kalian akan iri sama bapaku, seharusnya dia mendapat rekor MURI. Pernah suatu hari aku kelaparan, mama hanya punya uang terakhir untuk membeli telur yang seharga Rp. 250 kalo gak salah dulu, tapi waktu membeli aku terjatuh dan telurnya pecah, tapi untungnya telur itu dalam plastik, lalu aku menangis sambil membawa bungkusan plastik itu sampai rumah. Mamaku terlihat meneteskan air mata saat membersihkan kotoran pada telur dalam plastik dan memasak telur itu lalu berpura-pura tersenyum untuk menghiburku seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Aku tau dia juga pasti kelaparan saat itu. Karena uang dan persediaan makanan sudah habis, 2 hari kami menahan lapar menunggu dan berharap bapak pulang dari mencari kerja dengan doa dan kabar yang baik. Kalau kamu anak balai, kamu pasti tau cerita itu :D.

Beberapa tahun sudah lewat, haqen dan yogi terlalu cepat lahir ke dunia. Aku rasa uang jajanku berkurang 20% dari awal permulaan itu. Oia sebelumnya bapaku juga sudah bekerja di perusahaan minyak di Arab Saudi sebagai Supervizor Mechanic dan sekitar 6 bulan sekali baru pulang. Entah nasib atau rezeki, tapi dia mempunyai banyak pengalaman dan mempunyai banyak peluang untuk bekerja di mana saja, jadi kesulitan hidup kami berkurang. Kami bisa membangun rumah di samping rumah nenek dari hasil tabungan mama dan bapak selama ini. Pasti senang rasanya punya rumah sendiri :D.

Mungkin aku terlahir nakal untuk ukuran anak SD hingga SMP sampai aku mengenal kata cinta dan sedikit ciuman dari para wanita, wwwooohhhooo (WTF). Atau ada kata lain, aku cuma senang menjalaninya. Aku terlalu sibuk bolos sekolah untuk berenang di bekas galian tambang atau mencuri besi tua di perusahaan lalu menjualnya untuk rokok batangan atau duduk sejam untuk bermain PS 1 di pak lek Jawa. Dan saat aku pulang kerumah? Aku sudah terbiasa dengan omelan jam 5 sore sampai selesai dari bos elisabet. Tapi pernah suatu hari aku berkelahi dengan seorang anak laki-laki dan setelah itu ibunya datang kerumah mengadu kepada mamaku. Sepertinya dia marah karena menghabiskan banyak uang untuk mengobati luka besar di muka anaknya. Aku heran mengapa mamaku tidak marah besar kepadaku dan malah terlihat senang, mungkin dia sudah bosan mendengar pengaduan, atau dia sudah pensiun untuk meletakkan sapu di kepalaku. Aku kaget ketika dia membawa nasi goreng acan dan mengucapkan selamat ulang tahun. Saat itu usiaku 12, saat itu juga pertama kali aku ingat tanggal 26 febuary itu adalah hari ulang tahunku. Aku gak ingin mamaku digantikan dengan orang tua lain manapun di dunia ini. Hal yang selalu di ingatkan orang tuaku setiap waktu adalah agama, aku bener-bener dituntut soal itu. Mereka gak ingin aku menyembah keris, poster Marshanda atau Barcelona. Yeah, seperti kata adzan maghrib di televisi, tiada Tuhan selain Allah.

Langsung saja kita jauh melangkah, aku yakin kalian gak ingin mendengar banyak cerita masa kecilku karena rutinitasnya berantakan. Tiba saatnya aku lulus SMP lalu melanjutkan sekolah di Samarinda dan tinggal bersama keluarga yang ada disini, ada Tn. Crab, Ny. Crab dan anak-anaknya. Dari gelaran namanya aja udah tau gimana rasanya tinggal satu atap bersama mereka. Kalau kamu gak percaya, kamu bisa tanya kiting, ope, alek, atau siapa aja yang main di warnet yang ngutang kalau paket begadang. Bener kata orang, se enak-enaknya tinggal di tempat orang, lebih enak tinggal di rumah sendiri. Awalnya aku ingin masuk SMA-SMA Negeri di daerah kota tepian ini dan sekitarnya seperti SMA 3, SMA 5, SMA 1, SMA 2, atau SMA BACOM, walaupun BACOM swasta tapi bagiku itu terlihat negeri karena wanita idolaku saat itu sekolah disana :***, tapi sekarang sepertinya sudah mempunyai beberapa orang anak </3 (Hate). You know lah, aku pikir wanita di sekolah menengah atas di samarinda begitu sexy seperti yang banyak film Hollywood buat untuk 18+. Tapi kenyataannya gak, istilahnya gatot lah. Mungkin memang aku bodoh atau malas sehingga aku terlambat daftar karena sibuk menghabiskan duit penipuan dari orang tua untuk beberapa gram obat-obatan, wanita, alcohol, dan sebagai gantinya aku menghabiskan 3 tahun di SMK MUHAMMADIYAH ISTIQOMAH 4 di air hitam yang mayoritas preman --". Jadi setelah lulus sekolah aku lanjut kuliah di UNIVERSITAS MULAWARMAN Fakultas MIPA Jurusan Ilkom. C. Tapi untuk obat-obatanan aku gak pernah kecanduan, hanya sering minum-minuman, Peace Drunk kata alan. Mamaku selalu melarangkuku untuk itu --". "yondi, kalau temanmu ngajak ngobat, mabuk, atau hal-hal lain yang gak baik jangan di ikuti". Tapi untung saja mamaku gak ngelarang kalau aku yang mengajak semua teman-temanku @_@.

Banyak hal yang bisa saja terjadi, seperti perceraian orang tua misalnya. Iya saat itu memang musibah yang terberat yang harus kami jalani. Seperti lagu NOFX, 2006 my orphan year. Aku lebih senang menganggapnya gak ada. Saat itu bapaku pindah perusahaan dan bekerja di perusahaan minyak besar di daerah kulit hitam Afrika dan sampai sekarang. Mungkin karena merasa duit itu segalanya yang bisa membuat buta manusia, bapaku meninggalkan mamaku dengan wanita lain. Gak banyak waktu yang kubuang, aku menyempatkannya untuk memukul kepalanya keras-keras. Itu salah satu alasan mengapa aku punya jari tengah. Gak bisa ngebayangin gimana perasaan mamaku waktu itu. Itu terakhir kali aku melihat wajah bapaku sampai saat ini, dan aku yakin gak ingin melihat wajahnya selama 30 tahun kedepan. Dalam keluarga aku cuma tau ada mama, haqen dan yogi, dan sebagian arti keluarga aku dapat dari beberapa teman. Bagian tersulit itu adalah mengawali sesuatu dari hal yang paling sulit, karena kami tau suatu saat hal tersulit itu akan datang lagi dalam bentuk yang lain. Tapi kami selalu berusaha memperbaiki dan memulainya lagi dari awal. Aku gak ingin cerita banyak soal itu.

Banyak kejadian yang membuatku untuk memikirkan sesuatu yang lebih baik, seperti lulus kuliah, bekerja permanent di perusahaan besar dengan gaji yang menyenangkan istri pejabat, naikan haji kai, nenek dan mamaku, dan mempunyai istri solehah setia yang cantik, pintar masak, rajin beribadah, wwwooohhhooo @_@ pukulanku memang itu.

Aku juga banyak menjalin hubungan dengan beberapa wanita dan hanya ada beberapa dari mereka yang benar-benar aku sayang. Entah mengapa selalu gagal, mungkin aku kurang bermodal :D, maybe. Tapi memang aku kurang modal, sedangkan untuk jajan saja kurang. Pernah dulu pacaran sampai tunangan, buat meyakinkan kalau hubungan itu serius, tapi gagal (Sad). Pacaran dengan tetangga, tapi semua temannya gak restuin karena reputasiku dikategorikan sebagai anak nakal terus kuliah di Ausie dan tinggalin jagonya dengan cowok lain, it's ok (Cry). Pacaran sama ade tingkat diputusin gara-gara masih sayang mantan, meraju, trus ditinggal ke New York nyusul orang tuanya (Zzz). Aku cuma pengen serius, dan aku rasa semuanya, aku sudah lebih dari berusaha. Tapi aku selalu menyesal mengapa aku gak pernah berusaha untuk seseorang yang melihatku dari surga sekarang :'). Hal apa yang membuatku tegar untuk meresapi sebuah makna dari kata ikhlas.

Dan sekarang cerita apa yang aku lakukan? sekarang aku cuma berusaha mengejar mata kuliah yang ketinggalan untuk menyusun skripsi, walaupun gak tau bagaimana aku harus membayar SPP smester depan. Aku cuma pengen lulus dan dapat gelar sarjana.

Ini cuma hidup, jalani apa yang bisa di jalani... Seharusnya aku jadi sutradara film terkenal --".